Senin, 21 Juli 2008

SUMUR MINYAK PUN BISA DEHIDRASI

Bukan cuma manusia yang dapat mengalami dehidrasi. Sumur pengeboran minyak pun bisa. Pada tahap yang parah, "dehidrasi" ini bisa mengakibatkan musibah yang dikenal dengan nama semburan liar atau blow out. Akibatnya, sumur minyak bisa terbakar. Salah satu contohnya adalah yang menimpa sumur gas di Randublatung-1, Cepu, Jawa Tengah.

Sewaktu sedang melakukan pengeboran minyak bumi, sumur gas dari lubang yang sedang dibor harus selalu diisi dengan lumpur. Manfaatnya, membersihkan serpihan batu yang terpotong oleh mata bor, mendinginkan mata bor, serta mempertahankan lubang bor agar dinding-dinding di sekitar lubang tidak longsor. Bayangkan jika mata bor yang bekerja keras itu tidak didinginkan. Ibarat mesin, ia bisa ngadat.

Semakin dalam lubang bor, semakin banyak lumpur yang ditambahkan. Tekanan yang diderita lumpur otomatis semakin besar juga. Ibarat orang sedang menyelam di air tawar, semakin dalam ia menyelam, maka tekanan yang dirasakannya akan semakin besar.

Untuk melawan tekanan tadi, lumpur perlu ditambahkan bahan kimia barit (barium sulfat). Selisih tekanan ini (dinyatakan dalam satuan pound per inci yang disingkat dengan psi) diharapkan dapat membuat dinding lubang bor tidak longsor sehingga tidak membahayakan pekerjaan pengeboran.

Lumpur yang dipompakan dari permukaan dapat saja terhisap oleh pori-pori atau retakan sumur sehingga tidak kembali ke permukaan tanah. Dalam proses pengeboran, hal ini disebut dengan peristiwa "hilang lumpur" atau lost circulation. Nah, hilangnya lumpur itu harus segera diganti kalau tidak mau terkena "dehidrasi".

Untuk menutup rongga sumur, pada lumpur tambahan diberikan "obat antidehidrasi" berupa campuran mika, serpihan plastik, serbuk gergaji, sabut, dan tempurung kelapa yang sudah dihancurkan. Namun, untuk kondisi lebih parah, pada lumpur tambahan diberikan CaCl2 yang dapat mengeras kurang dari lima jam.

"Dehidrasi" besar-besaran terjadi ketika lubang bor menembus batuan yang berongga besar. Sumur bor tidak mampu menyerap sebanyak apa pun lumpur yang dipompakan ke dalam sumur itu, meskipun lumpur bor sudah dibubuhi "obat antidehidrasi" (LCM) dan semen. Ruang kosong yang timbul di dalam lubang bor menyebabkan dinding lubang longsor. Guguran batuan yang dapat dibersihkan oleh sirkulasi lumpur menumpuk di dalam lubang bor dan menguruk pipa bor termasuk pahat, sehingga pipa terjepit dan tidak dapat digerakkan.

Akibatnya, tekanan dari perut bumi tidak dapat diatasi lagi sehingga cairan perut bumi, seperti air asin purba, minyak, gas, masuk ke dalam lubang bor dan muncul ke permukaan dalam bentuk semburan gas liar atau blow out tadi.

Tidak ada komentar: